Queen News.co / KEMENDAG / Jakarta, 29 Agustus 2024 — Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menuturkan, dengan adanya perjanjian perdagangan bebas utama, Indonesia dan Korea Selatan tidak hanya
memperdalam kolaborasi ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik. Perjanjian
dagang dimaksud meliputi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement
(IK CEPA), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), dan Regional Comprehensive Economic
Partnership Agreement (RCEP).
Demikian disampaikan Wamendag Jerry dalam Team Korea-Indonesia Economic Partnership
Forum di Hotel St. Regis Jakarta kemarin, Rabu (29/6). Forum yang mengusung tema "Strengthening Partnerships to Promote Korea-Indonesia Trade and Investment" tersebut digelar Korean Chamber of Commerce and Industry in Indonesia.
"Perjanjian-perjanjian yang mencakup sektor-sektor utama seperti pertanian, industri, tekstil, elektronik, dan jasa, telah meningkatkan peluang perdagangan dan investasi secara signifikan.
Ini membuka jalan bagi bisnis dan industri di kedua negara untuk berkembang dengan menghapus
tarif dan mengurangi hambatan perdagangan. Tidak hanya memperdalam kolaborasi ekonomi
Indonesia dan Korsel, tapi juga memperkuat hubungan diplomatik," urai Wamendag Jerry.
Turut hadir Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan
Besar Korea di Indonesia Park Soo-Deok. Berikutnya, Wakil Ketua Umum Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bernardino M. Vega serta Ketua Korean Chamber of Commerce and Industry Lee Kang Hyun.
Wamendag Jerry juga meminta Korsel untuk terus bekerja sama dengan Indonesia dan menjadikan
Indonesia sebagai tujuan perdagangan dan investasi yang prospektif. Terkait hal itu, pelaku usaha kedua negara perlu berdiskusi dan membangun koneksi yang dapat membuahkan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran Indonesia dan Korea.
"Saya memahami, sebagian besar pembuat keputusan cenderung menunggu arah kebijakan
pemerintahan baru Indonesia. Di sisi lain, kerja sama Indonesia dan Korea diharapkan dapat terus
berjalan. Forum ekonomi seperti ini dapat kita manfaatkan untuk berdiskusi, bertukar ide,
membangun koneksi, dan membuka jalan bagi kolaborasi dan kemakmuran kedua negara," jelas
Wamendag Jerry.
Forum ini berfungsi sebagai platform untuk tidak hanya merayakan kemitraan yang sudah terjalin
selama 50 tahun, tetapi juga untuk mengeksplor peluang baru untuk meningkatkan hubungan
ekonomi Indonesia-Korsel.
Menarik untuk dicatat tren positif dalam hubungan perdagangan dan ekonomi antara Indonesia dan Korsel, terutama adanya tantangan global yang ditimbulkan pandemi Covid-19.
Peningkatan perdagangan bilateral antara kedua negara merupakan indikasi kemitraan ekonomi yang tangguh.
Tahun lalu merupakan tahun yang istimewa bagi Indonesia dan Korsel, yaitu kedua negara
memperingati 50 tahun hubungan bilateral. Korsel telah menjadi salah satu mitra strategis
Indonesia di sektor ekonomi, khususnya di bidang investasi dan perdagangan.
Hal ini sejalan dengan tujuan Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menjadi negara maju pada 2045. Pada saat itu, Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan
yang ke-100.
"Presiden Joko Widodo telah mencanangkan Visi Indonesia Emas 2045. Tujuannya, mengubah Indonesia dari negara berkembang berbasis komoditas menjadi negara maju dengan
industri bernilai tambah," tutur Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry mengungkapkan, sejak 2017, Indonesia telah menjadi salah satu mitra paling
strategis bagi Korea Selatan di bawah kerangka Special Strategic Partnership and New Southern
Policy.
Pasar Indonesia menarik minat perusahaan Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam
proyek-proyek strategis di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur, energi hijau, perawatan
kesehatan dan biofarmasi, smart city, teknologi digital, dan industri makanan.
Menurut laporan Global Economic Prospects oleh World Bank pada awal tahun ini, pertumbuhan
ekonomi global diproyeksikan melambat menjadi 2,4 persen pada 2024. Negara maju diperkirakan
hanya tumbuh sebesar 1,2 persen sedangkan negara berkembang 3,9 persen.
Di tengah tantangan global, ketidakpastian, dan ketegangan geopolitik, ekonomi Indonesia terus
menunjukkan pertumbuhan positif.
Pada kuartal I-2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada 2024 diperkirakan tetap kuat, dalam kisaran 4,7--5,5 persen. Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2024 mencatat surplus USD 0,47 miliar.
Nilai ini melanjutkan tren surplus neraca perdagangan selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Meskipun surplus ini lebih kecil dibandingkan surplus pada Juni 2024 sebesar USD 2,39 miliar, hal ini tetap mencerminkan stabilitas dan kondisi positif perekonomian Indonesia.
Optimisme harus terus dijaga bahwa perdagangan Indonesia akan terus tumbuh dan perekonomian nasional akan terus membaik.
Sekilas perdagangan Indonesia-Korsel
Korsel adalah mitra dagang ke-5 tujuan ekspor dan asal impor ke-8 bagi Indonesia.
Berdasarkan data yang diolah Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Korsel selama lima tahun terakhir (2019--2023) tumbuh 12,6 persen.
Neraca perdagangan kedua negara mencatatkan
surplus USD 734 juta bagi Indonesia pada 2023.
Pada 2023, komoditas ekspor utama Indonesia ke Korsel yaitu batu bara (selain antrasit dan
bitumen), gas petroleum, bijih tembaga, monitor dan proyektor, dan asam lemak. Komoditas
impor utama Indonesia dari Korsel yaitu batu bara tidak diaglomerasi, gas minyak bumi dan gas
hidrokarbon lainnya, serta bijih tembaga dan konsentratnya.
Berikutnya, aparatus penerima
elektronik, minyak sawit dan fraksinya, amonia, batubara bitumen, minyak bumi dan minyak dari
mineral mengandung bitumen, kayu lapis dan asam lemak monokarboksilat industri.
Terkait investasi, Korsel adalah sumber investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI)
ke-7 bagi Indonesia. Pada 2023, Korsel menanamkan USD 2,5 miliar (naik 10,7 persen yoy) di Indonesia dalam 5.895 proyek (naik 102,7 persen yoy). Sektor investasi Korsel di Indonesia
meliputi industri mesin dan elektronik; listrik, gas, dan air; industri barang dari kulit dan alas kaki.
Melann!