![]() |
Queen News.co / Mesuji / Kamis, 17 Oktober 2024 — Desa mekar sari menjadi salah satu penerima manfaat program Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW).
Proyek PISEW Pembangunan jalan rabat beton yang menelan biaya Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah) ini dilaksanakan secara Swakelola oleh warga yang berada di Desa Mekar Sari Kecamatan Tanjung Raya, yang tergabung dalam Kelompok Kerjasama Antar Desa (KKAD) dengan nama BERSERI, dengan panjang Volume 697,85m dengan L: 3,5M T: 0,15M. 1 Unit Jenis Pekerjaan Rabat Beton, terlampir Nomor Kontrak sebagai berikut: HK.02.01/PKS/Cb 10-SPW/PISEW.T2.19/2024.
Jangka waktu pengerjaan kontrak dari tanggal 27 September sampai dengan selesai 25 Desember 2024 atau 90 hari kerja ini terlihat sudah hampir selesai, namun sayang terdapat kejanggalan saat tim media queennews.co melakukan investigasi di lokasi.
Terlihat penggunaan bahan baku berupa semen menggunakan merk merah putih yang tidak sesuai dengan spesifikasi.
Merk semen yang tidak sesuai spesifikasi
jelas terindikasi melakukan pengurangan kualitas material dan penurunan grade serta penyelewengan pagu.
Ketua pelaksana Program PISEW, Kelompok Kerjasama Antardesa (KKAD) desa setempat, saat di konfirmasi mengatakan "penanggung jawab dari proyek ini adalah pak kades, Sunardi.
Heru, selaku Ketua KKAD Desa Mekarsari mengklaim bahwa kualitas material Proyek Rabat Beton sesuai spesifikasi dan menggunakan merk semen yang memiliki kualitas baik.
Namun, di lokasi terlihat ada dua merk semen yang digunakan diduga sengaja dilakukan untuk mengelabui kualitas terutama untuk pembuatan sample kekuatan produk yang akan di kirim ke Lab.
Heru didampingi bendaharanya mengatakan "Kami jamin kualitas pekerjaan rabat beton ini karena kami kerjakan sesuai juknis. Pekerjaan ini juga diharuskan untuk membuat sample yang akan di kirim ke Universitas Lampung (Unila, red) untuk di Uji Lab mengenai ketahanan produk ini.
Di sisi lain, bendahara KKAD Bapak Suprap menerangkan bahwa penggunaan merk semen merah putih hanya sebagai taburan karena susahnya mendapatkan merk semen yang sesuai spek di wilayahnya.
"Itu semen sengaja kami pakai karena kasian pekerja kalo harus nunggu. Disini susah cari merk semen yang sesuai spek mbak. Lagian semen itu cuma kami pakai untuk taburan aja," kata bendahara KKAD kepada jurnalis media ini.
Seolah meyakini wartawan media ini, namun penjelasan penggunaan merk semen yang berbeda yang telah di jelaskan bendahara KKAD, menimbulkan dugaan adanya rekayasa penggunaan anggaran yang terindikasi korupsi.
Pelaksanaan program PISEW ini seharusnya diawasi secara maksimal, agar kualitas proyek sesuai perencanaan, Jika kualitas pekerjaan bagus, infrastruktur akan tahan lama.
*Melann!