Waktu Sholat Mekkah

Waktu Sholat Mekkah

,
Diberdayakan oleh Blogger.


 Ygsgdbbd

Cari Blog Ini

Bradley Glover

Bradley Glover

Economics Teacher

James Andy

James Andy

Math Teacher

Londynn Vargas

Londynn Vargas

Language Teacher

Kontributor

Kathy Matthews

Kathy Matthews

History Teacher

Robert O'Neill

Robert O'Neill

Physical Education Teacher

Iklan

iklan

Kebahagiaan dan Kesedihan di Balik Aqiqah Putra Ketiga Bapak Budiman di Desa Karang Asri, Way Jepara

Redaksi
Sabtu, 07 Desember 2024, 10.51.00 WIB Last Updated 2024-12-07T08:05:03Z

 



Queen News // Way Jepara, Lampung Timur – Aqiqah putra ketiga dari Bapak Budiman yang diberi nama Saef Malik At-Tariz, berlangsung meriah di Desa Karang Asri, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, (6/12/2024). Acara tersebut dihadiri oleh banyak masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta jajaran muspika.


Dalam Perayaannya, tuan rumah menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh tamu undangan. “Terima kasih yang tiada henti atas kehadiran bapak, ibu, saudara sekalian, baik yang diundang secara lisan maupun tulisan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keberkahan kepada kita semua,” ujar tuan rumah.




Acara semakin khidmat dengan tausiah yang disampaikan oleh Ustadz Sawiyan. Beliau menjelaskan pentingnya aqiqah sebagai sunnah dalam Islam, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, serta memberikan pesan moral melalui Surah Lukman tentang nasehat Luqman kepada anaknya agar tidak menyekutukan Allah.


Momen bahagia ini juga menjadi ajang silaturahmi antara tuan rumah dan masyarakat sekitar. Antusias warga menunjukkan betapa baiknya hubungan Bapak Budiman dengan masyarakat di lingkungannya.


Namun, kebahagiaan ini sedikit ternoda oleh kejadian yang memicu kekecewaan mendalam. Tuan rumah mengungkapkan rasa kecewanya terhadap Junaidi Rahmad (Camat Way Jepara), yang diundang untuk hadir dalam acara tersebut. Sayangnya, sang camat memberikan pernyataan yang dianggap menyakitkan hati masyarakat. “Kami tidak akan hadir dalam majelis kalian yang sesat,” ucap sang camat dalam pernyataan yang memicu kontroversi.




Tuan rumah menyampaikan kekecewaannya, "Seharusnya seorang pejabat seperti camat, mustinya mengayomi, melindungi, dan menyayangi masyarakat. Namun, ketika masyarakat mengundang dalam acara aqiqah, malah mengeluarkan pernyataan yang menggores hati kami," ujarnya dengan nada kecewa.


Acara aqiqah yang semula menjadi momen bahagia berubah menjadi kesedihan bagi tuan rumah. Meski demikian, masyarakat tetap memberikan dukungan moral kepada tuan rumah, menjadikan kebersamaan dalam acara tersebut sebagai simbol solidaritas dan keharmonisan.




Acara ini mengajarkan pentingnya saling menghormati, terutama bagi para pemimpin yang diharapkan menjadi teladan dan pengayom bagi masyarakatnya.

Iklan

iklan