Waktu Sholat Mekkah

Waktu Sholat Mekkah

,
Diberdayakan oleh Blogger.


 Ygsgdbbd

Cari Blog Ini

Bradley Glover

Bradley Glover

Economics Teacher

James Andy

James Andy

Math Teacher

Londynn Vargas

Londynn Vargas

Language Teacher

Kontributor

Kathy Matthews

Kathy Matthews

History Teacher

Robert O'Neill

Robert O'Neill

Physical Education Teacher

Iklan

iklan

Mengawali Tahun 2025 Sejumlah Komunitas Pegiat Sejarah Adakan Bakti Sosial

Redaksi
Minggu, 05 Januari 2025, 19.22.00 WIB Last Updated 2025-01-05T12:22:06Z





 Queennews.co / Lampung Timur, Minggu 5 Januari 2025 - Mengawali Tahun 2025 Sejumlah Komunitas Pegiat Sejarah Adakan Bakti Sosial


Lampung Timur, 05 Januari 2025 – Mengawali kegiatan tahun 2025, sejumlah komunitas pegiat sejarah mengadakan bakti sosial di makam pahlawan R. Soekarso, Sekampung Lampung Timur pada Minggu 5 Januari 2025. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Adi Setiawan, pegiat sejarah asal Sekampung Lampung Timur, bersama dengan MGMP Sejarah Kabupaten Lampung Timur, Mahasiswa Pendidikan Sejarah UM Metro, Komunitas Trimurjo Heritage, dan Metro Heritage. Bakti sosial dilaksanakan dengan pemasangan papan informasi sejarah (historical information board) yang memuat sejumlah informasi dari tokoh Raden Soekarso, pahlawan pejuang kemerdekaan masa Agresi Militer Belanda II. Turut hadir dalam kegiatan bakti sosial tersebut pegiat sejarah dari berbagai komunitas, mahasiswa Sejarah UM Metro, mahasiswa KKN ITERA, masyarakat Desa Trimulyo, Kepala Desa serta Sekretaris Desa Trimulyo, Sekampung, Lampung Timur.


Berdasarkan catatan sejarah, R. Soekarso mulanya merupakan salah satu pegawai pemerintah kolonial yang bertugas di Dinas Pekerjaan Umum (Verkeer en Waterstaatsdienst) di wilayah Kolonisasi Sukadana. Setelah proklamasi kemerdekaan R. Soekarso menjadi Kepala Djawatan PU di Kawedanaan Metro, Kabupaten Lampung Tengah. Saat Belanda tengah berupaya kembali menjajah melalui aksi agresi militernya, R. Soekarso banyak mengambil peran penting perjuangan melawan Belanda, diantaranya turut menginisiasi Rapat Kilat 1 Januari 1949 di Gedung PU Metro untuk menyusun strategi menghadapi Belanda, menjadi Koordinator Penerangan, Agitasi, dan Propaganda Pemerintahan Darurat Kawedanaan Metro di bedeng 49 Batanghari, hingga turut bergerilya bersama TNI serta Laskar Rakyat.


Saat pemerintahan darurat tak berhasil dipertahankan, perang gerilya terus dilangsungkan hingga kondisi terdesak, R. Soekarso tertangkap dan ditembak Belanda. R. Soekarso gugur pada 19 April 1949 dan dimakamkan tak jauh dari lokasi ia dieksekusi di bedeng 63 atau kini Desa Trimulyo, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur. Di Kota Metro, bekas ibukota Kabupaten Lampung Tengah, nama R. Soekarso kemudian diabadikan menjadi salah satu nama jalan di pusat kota dan masih dipertahankan hingga saat ini.


Adi Setiawan mengungkapkan, makam pahlawan R. Soekarso selama ini dirawat dengan baik oleh warga sekitar juga oleh pemerintah Desa Trimulyo. Bahkan setiap tahun selalu dijadikan lokasi tabur bunga pada saat upacara peringatan hari besar tertentu seperti peringatan Proklamasi 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November di Kecamatan Sekampung. Namun yang menjadi fakta mengejutkan, bahwa tak banyak yang tahu sosok yang dimakamkan di lokasi tersebut. Warga masyarakat pada umumnya hanya sebatas mengetahui bahwa R. Soekarso adalah pejuang yang gugur ditembak Belanda saat berjuang. Masih minimnya literasi sejarah tokoh R. Soekarso melatarbelakangi munculnya inisiasi bakti sosial ini.


Hal senada juga diungkapkan oleh Setio Widodo, Ketua MGMP Sejarah Lampung Timur. Bahwa edukasi tentang peran perjuangan tokoh pahlawan sangat penting. Lokasi makam secara fisik memang penting sebagai tetenger atau penanda, sasmita loka atau tempat mengenang/mengingat. Namun, memori perjuangan dari seorang tokoh pahlawan yang dimakamkan justru tak kalah penting. Sebab di dalamnya terkandung pembelajaran dan sejumlah nilai-nilai perjuangan. Berziarah tanpa ada proses penghayatan nilai perjuangan hanya akan menjadi ritual atau seremonial kering tanpa makna. Dan penghayatan nilai perjuangan itu dapat dimulai dengan mengenal lebih dekat sosok dan peran dari tokoh pahlawan yang ada. Maka memasang papan informasi sejarah perjuangan R. Soekarso adalah bagian dari upaya membangun penghayatan akan nilai-nilai perjuangannya.


Dalam kegiatan bakti sosial tersebut, terlibat juga para Mahasiswa Pendidikan Sejarah UM Metro. Fawwas perwakilan dari mahasiswa mengungkapkan bahwa keikutsertaan dalam bakti sosial ini adalah salah satu bentuk pelaksanaan dharma perguruan tinggi yakni Pengabdian kepada Masyarakat. Upaya pemasangan papan informasi sejarah dianggap sangat penting sebagai sarana edukasi kepada masyarakat luas. Apalagi selama ini makam pahlawan R. Soekarso selalu menjadi lokasi upacara peringatan sejumlah hari besar seperti upacara peringatan Proklamasi 17 Agustus dan Hari Pahlawan di Kecamatan Sekampung.


Sugiyatman selaku Kepala Desa Trimulyo mengungkapkan bahwa selama ini komplek makam pahlawan di Desa Trimulyo telah dirawat dengan baik, karena memang secara resmi digunakan sebagai lokasi peringatan ketika hari tertentu seperti Peringatan 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November. Namun pihaknya mengakui bahwa narasi tentang sosok yang dimakamkan sangat sedikit dan terbatas, sehingga tidak banyak diketahui secara detail. Maka dengan pemasangan papan informasi oleh pihak komunitas sangat membantu. Dalam kesempatan yang sama, Abid Ardiyanto selaku Sekretaris Desa Trimulyo juga menambahkan pihak desa ke depan akan terus melakukan perawatan papan informasi yang terpasang agar setiap pengunjung yang datang untuk berziarah dapat mendapatkan informasi mengenai pahlawan yang dimakamkan di komplek tersebut.



Selain pemasangan papan informasi sejarah, dilakukan juga pemasangan titik lokasi di aplikasi peta google maps yang menandai bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi bersejarah. Pengguna dapat melakukan pencarian dalam aplikasi dengan kata kunci “Makam Pahlawan R. Soekarso” sehingga masyarakat yang berkepentingan dapat dengan mudah melakukan pencarian titik lokasi.

Iklan

iklan